14 Tahun Misteri Crop Circle Sleman: Jejak Geometris yang Mengguncang Publik. Gambar :

14 Tahun Misteri Crop Circle Sleman: Jejak Geometris yang Mengguncang Publik


14 Tahun Misteri Crop Circle Sleman: Jejak Geometris yang Mengguncang Publik. Gambar :
24 Mei 2025 15:09
24/05/2025
212

14 Tahun Misteri Crop Circle Sleman: Jejak Geometris yang Mengguncang Publik

dijogja.co -

Empat belas tahun silam, tepatnya pada 23 Januari 2011, sebuah fenomena tak biasa menggemparkan warga Sleman dan Indonesia. Sebuah crop circle—pola geometris raksasa yang terbentuk di lahan pertanian—muncul secara tiba-tiba di area persawahan Kecamatan Berbah, Sleman, Yogyakarta. Dengan diameter sekitar 25 hingga 30 meter dan desain yang rumit, formasi ini sontak menarik perhatian publik dari berbagai penjuru.

Kemunculan crop circle tersebut langsung memicu spekulasi liar. Banyak yang menduga ini adalah jejak kedatangan makhluk luar angkasa atau UFO, sementara yang lain menyebutnya sebagai hasil karya seni modern atau bahkan sekadar ulah iseng sekelompok orang. Media massa, peneliti, hingga masyarakat awam terlibat dalam perdebatan panjang mengenai asal-usul jejak misterius ini.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) saat itu menyimpulkan bahwa crop circle ini kemungkinan besar adalah buatan manusia. Kesimpulan ini didasarkan pada temuan jejak kaki di sekitar lokasi, batang padi yang patah, serta pola geometris yang dianggap kurang simetris jika dibandingkan dengan crop circle yang diduga alami. Klaim LAPAN diperkuat oleh pengakuan anonim seorang mahasiswa yang menyatakan bahwa pola tersebut merupakan bagian dari eksperimen seni dan matematika yang tengah mereka uji coba.

Namun, tidak semua pihak sepakat dengan kesimpulan itu. Sejumlah peneliti dari Universitas Diponegoro mengemukakan pandangan berbeda. Mereka menemukan kandungan logam dan nitrogen yang tidak biasa pada tanaman di sekitar lokasi, serta batang padi yang membungkuk tanpa patah—karakteristik yang menurut mereka tidak umum terjadi akibat aktivitas manusia biasa.

Terlepas dari berbagai teori dan perdebatan yang mengiringinya, crop circle Sleman tetap menjadi peristiwa yang mengguncang. Ribuan warga berdatangan untuk menyaksikan langsung jejak tersebut, menyebabkan kemacetan parah di sekitar lokasi. Bahkan, kepadatan pengunjung ini menyebabkan satu korban jiwa karena kelelahan dan sesak napas saat berada di area yang ramai.

Menariknya, Gubernur DIY saat itu, Sri Sultan Hamengkubuwono X, memberikan tanggapan yang cukup positif. Alih-alih mencurigainya sebagai gangguan atau keanehan, beliau justru mengapresiasi pola tersebut sebagai bentuk karya seni yang kreatif dan luar biasa.

Sebagai bentuk pengingat dan penghormatan terhadap fenomena tersebut, pada 21 Juli 2022—bertepatan dengan Hari UFO Nasional—didirikan Museum UFO pertama di dunia di lokasi yang tak jauh dari tempat kejadian. Monumen ini merupakan hasil kolaborasi antara Indonesia UFO Network (IUN) dan masyarakat setempat, serta dibangun sebagai penanda sejarah munculnya crop circle di Berbah. Struktur monumen setinggi empat meter ini terbuat dari susunan batu candi, dilengkapi instalasi berbentuk UFO di puncaknya. Kehadirannya diharapkan menjadi destinasi wisata edukatif yang mengangkat tema sains antariksa dan fenomena luar angkasa.

Kini, setelah 14 tahun berlalu, misteri crop circle di Sleman masih menyisakan tanda tanya besar. Apakah itu benar hasil kreativitas manusia, bukti keberadaan makhluk asing, atau fenomena alam yang belum terjelaskan secara ilmiah?

Satu hal yang pasti, jejak geometris di persawahan Berbah bukan hanya sekadar pola di tengah ladang—ia adalah bagian dari sejarah budaya populer Indonesia yang tak terlupakan, dan kini diabadikan melalui museum unik yang merayakan ketertarikan manusia pada langit dan segala misterinya.

Iklan

Jasa Pembuatan Website Jogja tour Travel
Pasang Iklan Gratis

Mau Pasang Iklan? Email: hi@dijogja.co